Selasa, 26 Maret 2013

MOTIVASI BISNIS dan ZIONISME


“BAGAIMANA PENGUSAHA YAHUDI MENGENDALIKAN AMERIKA, NEGARA-NEGARA MUSLIM & DUNIA DENGAN KEKUATAN EKONOMI”.

Sebagai manusia biasa, seorang pebisnis pun memiliki motifasi tertentu yang membuat dia terjun ke dalam dunia bisnis. Ini berlaku untuk semua pebisnis, baik dia pebisnis Melayu, China, Eropa, maupun Amerika. Apakah dia beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, ataupun Yahudi. Semua pebisnis dari berbagai etnis, bangsa, dan agama pasti memiliki sebuah motivasi dalam berbisnis, walaupun motivasi yang mereka memiliki berbeda-beda satu sama lain. Ada dua macam motivasi yang dimiliki oleh seorang pebisnis, yaitu motivasi berupa materi dan motivasi no-materi.

Motivasi berupa materi misalnya uang, kekayaan, harta benda, rumah, mobil, perhiasan dan lain-lain. Semua motivasi berbentuk materi yang bermacam-macam tersebut bisa dikatakan berpusat pada uang. Karena, pertama kali yang dicari seorang pebisnis adalah uang. Dengan uang ditangan, dia kemudian mendapatkan bentuk-bentuk materi lainnya seperti rumah, mobil dan lain sebagainya. Motivasi ini berlaku untuk semua pebisnis, termasuk pebisnis Yahudi.

Sementara motivasi berupa non-materi misalnya kegemaran atau hobi, kebahagiaan karena mudah melakukan apa saja, kebanggaan sebagai seorang pebisnis, dan kepentingan untuk memajukansuatu keyakinan seperti agama, fanatisme rasa tau bangsa, dan lain-lain. Bagi para pebisnis yang memiliki motivasi non-materi, keuntungan materi yang dihasilkan dari kegiatan berbisnis hanya merupakan alat untuk mempermudah mencapai motivasi tersebut.

Ada sedikit perbedaan antara pebisnis bermotivasi materi dan pebisnis bermotivasi non-materi. Biasanya, para pebisnis yang memiliki motivasi non-materi lebih kuat bertahan dalam dunia bisnis dibandingkan para pebisnis bermotivasi materi. Pasalnya, ketika seorang pebisnis bermotivasi materi (seperti uang) selalu mengalami kegagalan dalam bisnisnya, dia mudah frustasi dan mungkin memilih untuk berhenti berbisnis. Tetapi, seorang pebisnis yang memiliki motivasi non-materi misalnya hobi atau fanatisme keyakinan, ketika dia mengalami kegagalan tanpa henti, dia akan selalu berfikir positif dan mampu bertahan hingga mencapai kesuksesan.

Bayangkan jika ada seseorang yang berbisnis karena kegemaran atau hobi. Meskipun hobinya begitu menyusahkan dirinya, dia akan terus melakukan hobi tersebut. Atau misalnya seseorang terjun kedalam dunia bisnis karena motivasi untuk memajukan keyakinan kelompoknya. Dia berfikir bahwa kelompoknya memerlukan dana yang besar untuk terus eksis dan berkembang, yang hanya bisa didapat dari kegiatan berbisnis. Maka, dengan penuh semangat dan segala upaya bahkan dengan melakukan segala cara, dia berjuang setengah mati supaya sukses dalam berbisnis dan dapat memberikan bantuan dan kepada kelompoknya.

Lalu, bagaimana dengan motivasi yang dimiliki oleh para pebisnis yahudi, khususnya para pebisnis yahudi, khususnya para pebisnis yahudi yang memperoleh kesuksesan luar biasa? Apakah mereka bermotivasi materi atau non-materi? Atau mungkin gabungan dari kedua motivasi tersebut? Tentu hal ini tidak bisa disimpulkan secara general. Diantara mereka ada yang bermotivasi materi murni, ada yang juga bermotivasi non-materi murni, dan ada juga yang bermotivasi keduanya.

Tetapi, para pebisnis yahudi yang bermotivasi murni materi atau non-materi sangat sedikit jumlahnya atau minoritas. Sebagian besar para pebisnis yahudi, khususnya mereka yang sukses dikanca bisnis Internasional, memiliki gabungan dari kedua motivasi diatas, yaitu motivasi materi dan non-materi. Disatu sisi mereka berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan uang, dan sisi lain mereka juga berjuang untuk menguatkan fanatisme ras. Kedua motifasi tersebut saling melengkapi dan saling mendukung. Motivasi seperti inilah yang mampu membentuk kekuatan mereka sehingga mereka mampu mendirikan imperium bisnis dimana-mana.

Para pebisnis yahudi secara bersama-sama berhimpun untuk menguasai perekonomian dan bisnis dunia. Mereka saling member informasi dan membuka peluang bisnis bagi sesama saudara satu ras. Saling memberi bantuan dana bagi siapa saja diantara mereka yang membutuhkan modal untuk membangun dan mengembangkan sebuah usaha. Bahkan, mereka berkonstribusi besar terhadap kegiatan politik dan social bagi etnis mereka. Ini tidak bisa dilakukan jika mereka hanya memiliki motivasi berupa materi dalam menjalankan bisnis. Kalau hanya bermodal motivasi itu, pasti mereka akan mengambil semua peluang bisnis hanya untuk diri mereka masing-masing tanpa memedulikan saudara satu ras mereka. Dan mereka tidak akan mau memberikan dan untuk membantu pendirian Negara Israel.

Kelompok mayoritas dari orang-orang Yahudi yang bermotivasi ganda ini kemudian dikenal dengan nama zionis, dan pemahaman yang mereka miliki disebut zionisme. Kelompok zionis ini memiliki banyak sumber daya manusia berkelas Internasional. Tidak hanya pebisnis, tetapi juga para politikus, dokter, ahli ekonomi, penulis, jurnalis, teknokrat, dan beragam profesi lainnya. Para tokoh berpaham Zionisme inilah yang berusaha dengan segala cara untuk menggenggam dunia dan memainkannya sesuka hati mereka.

Motivasi yang paling kuat dipegang oleh kaum Zionis, termasuk para pebisnisnya, adalah motivasi yang berdasarkan ras. Mereka menganggap bahwa ras mereka merupakan ras yang paling tinggi diantara seluruh ras manusia yang ada. Motivasi perfondasi fanatisme buta terhadap ras secara nyata terhadap dalam salah satu kitab pedoman hidup mereka, yaitu kitab Talmut. Kitab ini merupakan kitab pedoman kedua setelah Taurat, kitab suci mereka. Penghormatan mereka terhadap kitab Talmut buatan tokoh dan sesepuh mereka= penghormatan mereka terhadap kitab Taurat yang ternyata kini juga telah tercemari pikiran-pikiran para rabi (pendeta Yahudi).

Dikutip dari buku yang berjudul;
RAHASIA BISNIS YAHUDI/ Anton Arif Ramdan, S.Si.;
Penyunting, Yudi,.-Cet. 2.- Jakarta: Zahra, 2009.
(BAB 2 Pusat Bisnis Yahudi | Motivasi Bisnis dan Zionisme Hal. 41)